Bangsa Minahasa
Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)
Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya. ("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)
Taman Kesatuan Bangsa di Pasar 45 Manado 1970an.
Gedung Minahasaraad di Jl Samrat Manado tahun 80an, saat jadi Kantor TNI-AL.
Monumen Dotu Lolong Lasut di TKB tahun 2008.
Lia sandiri depe keterangan di masing-masing nama file foto.
makasih bos beking dapa inga manado tahun 70an kita baru umur 4 tahun waktu itu, Terima kasih Tuhan engaku telah memberikan rahmatmu kepada kita semua amin
BalasHapusTabea..................
BalasHapusMohon info saudaraku, apakah ada info tentang sejarah kampung pondol di manado??......menurut cerita katanya pernah menjadi tempat pembuangan para pejuang dari jawa........
Tks nd GBU.........
Kota Manado yang kucintai..
BalasHapusKita nyanda mo lupa...
Dari kita kacili sampe kita so basar,
jaga pigi di kobong...
Makang batata rubus, colo deng dabu2 adodo pe sadap skali...
cari air nyanda dapa, cuma dapa cap tikus...
Adodo pe mantab skali...Hehehehe....
Dari Fordy Lembong..
Majukan terus torang pe Kota Manado deng kota2 diseluruh SULUT...Supaya nyanda tatinggal deng daerah laeng..terutama deng pusat..!!!
BalasHapusdari Fordy Lembong
Mantap sekali. Supaya torang nyanda rupa kacang lupa depe kulit, nyong nyong dan nona nona Manado mari kase liat tu jago, bukan jago bakalae deng ba stel, mar jago dalam pembangunan!
BalasHapusMari torang kase maju tu Manado yang tercinta, supaya makin jaya dan diberkati, serta selalu tetap jadi dambaan rakyat Manado. jangan BAKU CUNGKIL, KALO CUNGKIL BUNGKIL KOPRA BOLEH, MUSTI BAKU TOLONG, rupa semboyan SAM RATULANGI.
TUHAN MEMBERKATI
Kita pernah tinggal di Manado 1997-1999, waktu itu diangkat sebagai PNS Pusat yang diperbantukan di Sulawesi Utara. Sekarang so bale ke Jogja, tp kita suka lihat foto2 Manado. Yang kita inga ada tulisan besar di Stasiun (Pasar 45) : Sitou Timou Tumou Tou ... kalo nyada salah (so lupa katu).
BalasHapusPakatuan Wo Pakalawiren
manatp..noh ini brur :)
BalasHapusKampung kodo,,belakang sekolah frater,depan gunung wenang
BalasHapus