Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Jumat, 17 Oktober 2008

Puisi Manado: KAWANUA oleh John F. Malonda

John F Malonda
Budayawan Bangsa Minahasa
=============================================================
KAWANUA
oleh
John F. Malonda


Ou houuu
oooi
kawanua

mengapa kamu goblok semua

kamu tjakap
kamu berbakat
kamu pande
deng mulu-tarabe

yang laeng mo polo dunja
mar Minahasa bukang kitong punya

kawanua,
galangkan satu persatuan
kuburkan semua sentimen
demi turun-temurun

kalau tidak
aku panggil semua dotu-moyang
bikin kamu tergoncang

manguni
pelindung burung kecil
itulah lambang
kejayaan kita

langkou
si sapi-utan
tidak kenal tubir dan jurang
itulah sifat keberanianmu

Kalawatan si babi-rusa
kecil-rinda-penjelma-buas
awas
tidak bikinpatah gigi-bisa
senjata-sendiri bunuh-diri-sendiri

monyet ta berekor
ditembak
kena pelor
ta' jatuh

demi keselamatan
rakyat melarat
hati-hati main api
kita mencetak sejarah

opo Lumimuut
berilah ilhammu
untuk keselamatan kawanua
anak-anak pangi.


Dari buku Membuka Tudung Dinamika Filsafat purba Minahasa oleh J.F. Malonda tahun 1952

NB:
- Anak-pangi: anak Manado (istilah yang lahir masa perang revolusi kemerdekaan RI)
- Ejaan ta pe mau sandiri mo ubah


===================================================================
"Tabea Waya!
Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan, kisah dan kedudukan kaumnya di sepanjang masa!
Minahasa adalah bangsa yang basar! Karena itu hargai akang torang pe Dotu-dotu deng samua yang dorang kase tinggal for torang!
Pakatuan wo pakalawiren!
Sa esa cita sumerar cita, sa cita sumerar esa cita! Kalu torang bersatu torang musti bapencar, biar lei torang bapencar torang tetap satu!
I Yayat U Santi!"
===================================================================

1 komentar:

  1. Spirit di balik kata kata itu, menunjukkan kecintaan Malonda pada tanah Minahasa, dan keinginan kuatnya mendorong orang orang Minahasa untuk maju. Mimpi Malonda sepertinya sudah terwujud di Minahasa masa kini.

    BalasHapus