Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Rabu, 07 Oktober 2020

Kawanua Minahasa yang berpangkat Jenderal/Laksamana TNI

Orang Minahasa (Kawanua) berpangkat perwira tertinggi di TNI ada sekira 10 orang: Laks. R. Kasenda (KSAL), Laks. Bernard K. Sondakh (KSAL), Letjen G.H. Mantik (Gub. Sulut), Letjen H.B.L. Mantiri, Letjen E.E. Mangindaan (Gub. Sulut), Letjen Johny J. Lumintang, Letjen Arie J. Kumaat, Laksdya Fred S. Lonan, Laksdya Desi A. Mamahit, Letjen L.F. Paulus, Letjen Prabowo Subianto (Laks. Soedomo KSAL).
NB: 
* Status ke-Minahasa-an dari Laksamana Soedomo (KSAL) dan Jenderal Try Sutrisno (Panglima ABRI & Wapres RI) masih diperdebatkan/dipergunjingkan.
* Ada sekira 165an orang Minahasa yg jadi jenderal/perwira tinggi TNI-Polri hingga tahun 2020.
* Daftar ini hanya memuat perwira tinggi (Pati) Bintang 4 & Bintang 3.

Josi Katoppo dari Harian Sinar Harapan & Wapres Kol. Try Sutrisno

Kisah Jos Katoppo (adik Aristides Katoppo 'Tides') dengan Jenderal Try Sutrisno soal kursi sial di gedung Bina Graha Istana Presiden RI di Jakarta: 
"Kolonel Try Sutrisno, ajudan Presiden Suharto, duduk di atas pangkuan saya di "kursi angker" ruang wartawan Bina Graha, sekitar awal 1970-an. Konon kalau menteri atau pejabat tinggi waktu memberikan keterangan pers duduk di atas kursi tsb akan mengalami nasib kurang baik seperti dicopt dari jabatannya. Try Sutrisno tidak percaya hal itu dan dalam kariernya menjadi RI-2. Foto diambil oleh Lanny Politton. Jadi waktu itu pagi pagi Try muncul di ruang wartawan di Bina Graha sambil bertanya: 'Mana itu kursi angker? Saya tidak percaya gituan.' Waktu dia mau duduk kita lebe dulu duduk sambil berkata: 'Jangan mas, situ kan masih akan naik kariernya. Saya tidak percaya (kursi ini angker) jadi nggak apa2.' Tapi Try duduk di atas pangkuan saya dan bilang dia tidak percaya kursi itu angker."

Kawanua Minahasa yang Jadi Gubernur Tahun 1964

Tahun 1964 ada 4-5 orang Minahasa yang menjadi gubernur di 4 provinsi: 
Willem J. Lalamentik (NTT), 
Jan Wajong (Sulawesi Tenggara), 
Henk Ngantung (DKI Jakarta), dan 
F.J. Broer Tumbelaka (Sulawesi Utara/Sultara), serta Kusno Danupoyo (Lampung).

Tata Cara Ibadah Peresmian Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Bersinode 30 September 1934

Tata Acara Kebaktian Pendirian Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM, Gereja Protestan Minahasa) di gedung Gereja Protestan Tomohon (Sion).
Hari Minggu pagi, 30 September 1934.

Pengurus Proto-Sinode GMIM 1934

Pengurus Proto Synode Minahassische Kerk (Dewan Geredja Minahassa) tahun 1934 yang otomatis menjadi Pengurus Badan Sinode Geredja Masehi Indjili Minahassa (GMIM) pada saat peresmian tanggal 30 September 1934.

Peresmian Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Bersinode, 30 September 1934

Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Jhkr. Mr. B.C. de Jonge dan Wakil Badan Sinode Indische Kerk Ds. T.J. Van Oostrom Soede bersama rombongan memasuki halaman gereja Protestan (Sion) Tomohon untuk meresmikan berdirinya Minahassische Kerk - "Geredja Masehi Indjili Minahassa" atau Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) yang lepas dari Indische Kerk (Gereja Protestan Hindia-Belanda), pada pagi hari Minggu, 30 September 1934.

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM)

Para Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) sejak yang pertama Ds. E.A.A. de Vreede tahun 1934, Ds. A.Z.R. Wenas sejak 1942, hingga sekarang, tahun 2020.
1. Ds. Ernst A.A. de Vreede 1934-1935,
2. Ds. C.D. Buenk 1935-1937,
3. Ds. H.H. Van Herwerden 1937-1941,
4. Ds. G.P.H. Locher 1941-1942,
5. Ds. A.Z.R. Wenas 1942-1952,
6.Ds. Manuel Sondakh 1951-1955 (menjadi anggota DPR-RI dalam Pemilu 1955),
7. Ds. A.Z.R. Wenas 1955-1967 (meninggal dunia saat menjabat),
8. Ds. Rhein M. Luntungan 1967-1979 (meninggal dunia saat menjabat),
9. Pdt. Dr. Willy A. Roeroe 1979-1990,
10. Pdt. Kelly H. Rondo 1990-1995,
11. Pdt. Prof. Dr. Willy A. Roeroe 1995-2000,
12. Pdt. Dr. Arnold F. Parengkuan 2000-2005,
13. Pdt. Dr. Albert O. Supit 2005-2010, 
14. Pdt. Piet M. Tampi, S.Th., M.Si. 2010-2014,
15. Pdt. Dr. Henny W.B. Sumakul 2014-2018,
16. Pdt. Dr. Hein Arina 2018-2022.