Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Kamis, 25 Maret 2010

Galeri Foto Minahasa: Seminar 200 Tahun Perang Tondano 1809-2009 di GKIC 26 November 2009

Seminar 200 Tahun Perang Tondano 1809-2009
di Grand Kawanua International City (GKIC)
Kamis, 26 November 2009


Berpose dulu ahh...

Berpose dulu ahh...

Berpose dulu ahh...

Berpose dulu ahh...

Berpose dulu ahh...

Berpose dulu ahh...

Yang kuno dan dinding yang baru...

Berfoto bersama.

Foto bagitu lei...

Apa lagi ini...

Ini mantan Rektor Unima Prof. Dr. Adolf E. Sinolungan & Wakapolda Sulut Kombes. Pol. Carlo Tewu

Sejarawan Jootje Sendoh, Dekan Fakultas Sastra Unsrat Drs. F.R. Mawikere, M.Hum., Prof. Dr. A.E. Sinolungan, dr. Bert A. Supit, x, Albert Kusen.

Wakapolda Sulut Kombes. Pol. Carlo Tewu, Ketuaa Panitia Laksma Willem Rampangilei, Gubernur Sulut Drs. S.H. Sarundajang, Pdt. Dr. W.A. Roeroe, Prof. Dr. L.W. Sondakh

dr. Bert A. Supit, Wakapolda Sulut Kombes. Pol. Carlo Tewu, Ketuaa Panitia Laksma Willem Rampangilei, Gubernur Sulut Drs. S.H. Sarundajang, Pdt. Dr. W.A. Roeroe, Prof. Dr. L.W. Sondakh

Bapak-bapak & om-om komendan.

Mantan Pangkostrad 17 jam - Wakasad - Sekjen Dephankam - Guberur Lemhanas Letjen. TNI. Purn. Johny J. Lumintang, SH dengan kata sambutannya.

Ketua Umum Panitia Laksma. TNI-AL Willem Rampangilei (Komandan Lantamal VIII ) dengan kata sambutannya.

Gubernur Sulut Drs. S.H. Sarundajang didampingi para waraney kabasaran Tombulu dengan kata sambutannya.

Para pemakalah, notulis.

Operator/panitia Dr. Albert Pontoh & Evang Stone Manopo.

Ketua Umum Panitia Laksma Willem Rampangilei & mantan Dekan Unima Prof. Dr. A.B.G. Rattu.

Budayawan dr. Bert A. Supit, praktisi Albert Kusen, Kombes Pol. Carlo Tewu

Baju wewene.
Konsep salah dari sebuah foto lama bertahun 1889.

Baju wewene.
Konsep salah dari sebuah foto lama bertahun 1889.

Baju "wewene". Sebuah foto lama bertahun 1889 dari A.B. Meyer "Album von Celebes" yang sebenarnya kain penutup bawah yang melingkari pinggang bukan mirip sarung.

Para petugas/panitia.

Gub. S.H. Sarundajang bilang: "Kasiang... nda ada fam Sarundajang deng Rampangilei waktu perang (Tondano) itu..."
No kong ini slagbom/silsilah apa dang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar