PERANAN KAWANUA / TOU MINAHASA
Oleh Bodewyn Grey Talumewo
Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob RatuLangie
Pahlawan Nasional
TTL : Tondano, 5 November 1890
TTM :
Ia adalah tokoh utama Minahasa abad ke-20. Merupakan orang
Aktivitas politiknya semakin hebat menjelang dan sesudah kemerdekaan RI. Duduk sebagai anggota PPKI kemudian pada 18 Agustus 1945, kemudian diangkat jadi Gubernur pertama Provinsi Sulawesi di Makassar. Om Sam ditangkap Belanda dan dibuang ke Serui dan Biak Papua pada 5 April 1946. Tapi di tempat pembuangan ia melatih para kader nasionalis Papua. Pada Agustus 1948 ia dibebaskan dan kembali Yogya. Pada Desember 1948 ia dan para petinggi RI ditangkap saat Agresi Militer Belanda ke-2. Ia meninggal dunia karena sakit dengan status sebagai seorang tahanan musuh (Belanda).
Lambertus Nicodemus Palar
(Babe Palar / Nico Palar)
TTL : Rurukan – Tomohon, 5 Juni 1900
TTM :
Setelah Perang Dunia II berakhir, menjadi anggota Parlemen Kerajaan Belanda Tweede Kamer di Fractie Social Demokratisch Arbeiders Party. Saat pecah perang antara tentara NICA Belanda dengan pejuang kemerdekaan RI, ia menuju Indonesia dan mengundurkan diri dari anggota Parlemen Belanda tahun 1947, lalu diangkat oleh Pemerintah RI menjadi Juru Bicara RI di PBB pada 1947-1950. Nico memperjuangkan kedaulatan Kemerdekaan
Mr. Alexander Andries Maramis (Alex)
TTL : Paniki Bawah –
TTM : Jakarta , 31 Juli 1977
Tahun 1945 menjadi anggota BPUPKI kemudian menjadi PPKI dalam Panitia 9 dan menandatangani Piagam Djakarta yang kontroversial itu. Dalam Kabinet Presidensial Pertama ia jadi Menteri Negara Kabinet RI pertama antara 19 Agustus – 25 September 1945, Menteri Keuangan kedua sejak 25 September 1945. Tahun 1947 dalam Kabinet ke-5 RI (Kabinet Amir Sjarifuddin I) sebagai Menteri Keuangan mewakili PNI. Tahun 1947-1948 dalam Kabinet ke-6 RI (Kabinet Amir II) juga sebagai Menteri Keuangan mewakili PNI. Tahun 1948-1949 dalam Kabinet Hatta Pertama (Presidentil Kabinet) jadi Menteri Keuangan. Tahun 1948-1949 saat Agresi Militer Belanda ke-2 duduk dalam Kabinet Darurat Pemerintah Darurat RI (PDRI) sebagai Menteri Luar Negeri. Tahun 1949, jadi Dubes di Filipina, lalu jadi Dubes di Jerman Barat 1953, terakhir jadi Dubes di Moskow 1955. Pensiun tahun 1958 dan menetap di Swiss.
Mr. Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu (
TTL :
TTM :
Dikenal anti-Belanda & buronan pemerintah kolonial. Jadi aktivis Jong Minahasa 1919-1920 & Jong Celebes 1927, partai Persatuan Minahasa 1927-1930. Pada 1947-1949 jadi Anggota Parlemen NIT (Ketua Fraksi Progresif). Memprakarsai dan memimpin Goodwill Mission Parlemen NIT ke
Arie Frederick Lasut
Pahlawan Nasional
TTL : Kapataran – Tondano, 6 Juli 1918
TTM : Pakem –
Jadi salah satu pimpinan laskar KRIS Yogya, sebagai Komandan Kompi Berdiri Sendiri dalam Brigade XVI/ KRU X. Pada 16 Maret 1946 dalam usianya ke-28 tahun, diserahi tugas sebagai Kepala Jawatan Tambang dan Geologi RI di Bandung. Waktu itu pihak Belanda ingin menguasai dokumen dan data tentang masalah pertambangan dan geologi di
Mayjen Hein Victor Worang (Kembi)
Komandan Batalyon Worang
TTL : Tountalete – Tonsea, 12 Maret 1919
TTM :
Tahun 1945 Kembi Worang menjadi kepala pasukan dalam Pemuda RI Sulawesi (PRI-SAI). Pada Oktober 1945 PRI Barisan Istimewa dibentuk dengan pemimpin antara lain Worang. Pasukannya bertempur di Jawa Timur melawan Inggris dan NICA Belanda. Tahun 1949 ia memimpin batalyon sendiri (berpangkat Mayor). Pada Mei 1950 membantu Batalyon 3 Mei mencegah Sulut bergabung dengan NIT & pengaruh NICA. Bulan September 1950 pasukannya berangkat ke
Mayor Daniel Elias Mogot (Daan Mogot)
Pendiri / Direktur Pertama Akademi Militer Tangerang
TTL :
TTM : Tangerang, 25 Januari 1946
Daan Mogot masuk PETA dengan memalsukan umurnya (14 tahun) tahun 1942, lalu jadi pelatih anggota PETA di Bali &
Kolonel TNI Alexander Evert Kawilarang (Alex)
Panglima Divisi Siliwangi &
TTL : Meestercornelis Batavia, 23 Feb 1920
TTM : Jakarta, 6 Juni 2000
Pada 1945 jadi opsir penghubung dengan pasukan Inggris di
Kolonel Jacob Frederik Warouw (Joop)
Panglima TT-VII/Wirabuana
TTL :
TTM : Tombatu, Oktober 1960
Tahun 1945 menjadi Wakil Pimpinan Bagian Pasukan PERISAI (Pemuda RI Sulawesi) merangkap Kepala Barisan PRI Sulawesi (PERISAI) bulan Oktober 1945, lalu jadi salah satu Komandan Barisan Istimewa PERISAI. Tahun 1946 jadi Kepala Staf Divisi VI Tentara Laut RI (TLRI) di Lawang-Jawa Timur berpangkat Letkol (berumur 28 tahun). Pada 1946-1948 menjadi Wakil Komandan/Kepala Staf ALRI Pangkalan X di Situbondo Jatim (ex Divisi VI ALRI). Tahun 1948-1950 Komandan Brigade XVI di
Letkol Herman Nicolas Ventje Sumual
Komandan KRIS Yogyakarta
TTL : Remboken/Minahasa, 11 Juni 1923
Tahun 1945-1948 jadi perwira penghubung KRIS di Jakarta. Setelah pindah di Yogyakarta, jadi Pucuk Pimpinan Laskar "KRIS" di
Robert Wolter Mongisidi (Bote)
Pahlawan Nasional
TTL : Malalayang, 14 Februari 1925
TTM : Makassar, 5 September 1949
Tahun 1945 jadi Sekretaris LAPRIS (Laskar Pejuang Republik Indonesia Sulawesi) di bawah pimpinan Ranggong Daeng Romo. Dua kali tertangkap oleh NICA, pertama bulan Februari 1947, namun berhasil melarikan diri dari penjara. Oktober 1947 tertangkap lagi. Pahlawan Sulsel asal Bantik ini ditembak mati di hadapan regu tembak tentara NICA-KNIL dalam umur 24 tahun. Di dalam Alkitab yang dipegangnya ada kertas bertulis “Setia hingga terachir didalam kejakinan” tertanggal 5 September 1949.
Letkol Charles Choesoy Taulu (Chalie)
Pahlawan Peristiwa Merah Putih 1946
TTL : Kawangkoan, 20 Mei 1909
TTM :
Setelah Jepang kalah perang, ia melanjutkan dinasnya di dalam KNIL pada tanggal 12 Oktober 1945 setelah Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA) mengambil alih kekuasaan. Saat itu ia berpangkat Furir di kesatuan KNIL Kompi VII di Manado. Pada 14 Februari 1946 menggerakkan anggota KNIL yang pro-RI untuk menguasai Tangsi KNIL di Teling
Bernard Wilhelm Lapian
Pahlawan Peristiwa Merah Putih 1946
TTL : Kawangkoan, 30 Juni 1892
TTM :
Tahun 1933 jadi pendiri KGPM, sebuah gereja berpaham nasionalis. Jadi anggota Minahasaraad lalu Volksraad (Dewan Rakyat Hindia Belanda). Tahun 1945 jadi anggota Panitia Badan Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (BPPKI) di Tondano. Tahun 1945-1946 menjadi Kepala Distrik Manado. Dalam Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 diangkat menjadi Kepala Pemerintahan Sipil Sulawesi Utara (Keresidenan Manado, meliputi Sulawesi Utara & Tengah). Tahun 1951-52 jadi Acting (pejabat) Gubernur Sulawesi di Makassar.
Letkol Adolf Gustaaf Lembong
TTL : Ongkau, Minsel,19 Oktober 1910
TTM :
Tahun 1943 ia pergi ke Filipina menjadi anggota pasukan sekutu ABDA (American, British, Dutch,
©Tomohon, 17-18 Agt 2006 & ©Manado, 5 Nov 2009 – Bodewyn Grey Talumewo
Manusia Minahasa dalam kiprahnya sebagai manusia Indonesia dalam perang Kemerdekaan Indonesia di seluruh jajaran Nusantara, terutama untuk perang melawan Belanda di pulau Jawa pada masa Perang Kemerdekaan adalah sangat luar biasa. Penuh dengan KONTRIBUSI yang BESAR kepada Bangsa Indonesia, dan yang patut di ingat oleh seluruh manusia Indonesia sebagai bagian dalam jajaran PAHLAWAN Indonesia, dan bukan dianggap sebagai "PELENGKAP" saja dalam sejarah Nasional...!!! dan bukan sabagai "Anjing-anjing Belanda" atau "Penjilat kaum kulit putih..!!", seperti yang pernah dituduhkan oleh orang-orang di Jawa dan daerah lainnya kepada para PEJUANG-PEJUANG MINAHASA yang ada di pulau Jawa (kususnya)...!!!
BalasHapusHidup Minahasa...M E R D E K A...!!!
I YAYAT U SANTI WARANEY MINAHASA....AAhhuuuuu
BalasHapus