Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Senin, 16 November 2009

Galeri Foto Minahasa: Evert Langkay-Jan Rappar & No' Korompis 19

Komandan Pertahanan Laskar KRIS di Jawa:
Letkol Evert Langkay - Komandan Pertahanan KRIS
Mayor Jan Rappar - Wakil Komandan

Dua-dua adalah ex pimpinan gang/preman Batavia yang saling bermusuhan.
Sampe prang lei dorang dua masih jababakalae.

Profil seorang pemberontak: No' Korompis.
Seorang pejuang kemerdekaan Indonesia - pejuang Merah Putih 1946.
Dia dan kawan-kawan merasa dilecehkan dan disakiti hingga membentuk barisan sakit hati yang menuntut keadilan terhadap eks pejuang kemerdekaan RI dari Sulut, bernama Pasukan Pembela Keadilan (PPK). Mulanya dipimpin oleh Sam Mangindaan, namun gugur tahun 1951 dibunuh tentara dari pusat. Setelah itu pimpinan beralih ke No Korompis hingga tahun 1953/54. Setelah No Korompis menyerahkan diri (menyerahkan diri 4x, namun diburu oleh pasukan berlainan, a.l. TNI-AD, polisi, Mobrig, dll), PPK dipimpin oleh Jan Timbuleng hingga pecah Pergolakan Permesta 1958.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar