Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Minggu, 08 November 2009

Galeri Foto Pribadi: Dialog Lanjutan Memerdekakan Tou Minahasa 4 Sept 2009

Dialog Lanjutan Memerdekakan Tou Minahasa di Watu Pinawetengan
4 September 2009 pukul 16.00-19.00

Kiki Tandayu at home.

Pesan dari Institut Seni Budaya Sulut (ISBSU) di Watu Pinawetengan.

Watu Pinawetengan.

Rombongan dari Sonder dipimpin Carlos Pesik.

Purnama di atas danau Tondano.

Bulan purnama di ufuk timur Watu Pinawetengan.

Diskusi di aula Watu Pinawetengan.
Rombongan dari Sonder dipimpin Carlos Pesik.

Diskusi di aula Watu Pinawetengan.

Foto bersama setelah diskusi di aula Watu Pinawetengan.

Bulan purnama di atas Watu Pinawetengan.

Singgah di rumah Kiki Tandaju di desa Pinabetengan Utara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar