Tgl | Tahun | Peristiwa |
1 | 1958 | Presiden Republik Cina-Taipei yang berkedudukan di pulau Taiwan yaitu Jenderal Chiang Kai Shek pernah merencanakan untuk mengirimkan 1 resimen marinir dan 1 skuadron pesawat tempur untuk merebut Morotai bersama² Permesta (PRRI), namun Menteri Luar Negeri Republik Cina (Taiwan) Yen Kung Chau menentang gagasan itu. Cina Daratan (atau RRC Komunis) dikhawatirkan akan ikut serta membantu Pemerintah Pusat di Jakarta dan memiliki alasan untuk mengintervensi Taiwan. Pihak Taiwan telah mengirimkan bantuan berupa sejumlah perwira menengah untuk melatih pasukan Permesta, persenjataan dan dua squadron pesawat tempur ke Minahasa untuk Angkatan Udara Revolusioner atau AUREV PRRI/Permesta. Bantuan Cina Taipei (Taiwan) kepada Permesta mengakibatkan pemerintah Indonesia mengambil tindakan terhadap WNI pro Kuomintang (WNI Keturunan Cina). Sekolah², surat² kabar dan beberapa perusahaan Cina ditertibkan. Tokoh² Cina yang pro Kuomintang ditahan, dicurigai mengadakan kegiatan subversif. |
2 | 1957 | Gerakan Permesta atau Perjuangan Semesta resmi berdiri dengan Proklamasi Permesta yang dikumandangkan dari Makassar. |
2 | 1967 | Mayjen. Hein Victor Worang dilantik menjadi Gubernur Sulawesi Utara berdasarkan SK Presiden No. UP 6/1/28-212 tanggal 23 Februari 1972. Jabatan gubernur dijalankan hingga tanggal 6 Juni 1978 dan digantikan oleh Brigjen Welly Lasut G.A. Pada masa kepemimpinan Gubernur H.v. Worang, berakhirlah suatu psychose ketakutan yang merupakan ekor dari masa pergolakan Permesta di wilayah ini. |
3 | 2001 | Korps Pembangunan Sulut/KPPS sebagai Korpsnya Permesta didirikan, dalam apel HUT Permesta di Lapangan Sario tanggal 2 Maret, dengan Sekretaris Umumnya adalah Johan Piet Sompie. |
4 |
| - |
5 | 2002 | Pengurus DPP Front Pembangunan Semesta Manguni (FPSM) dikukuhkan Pucuk Pimpinan Permesta Tonaas Wangko Ventje Sumual di Malumbo, salah satu bekas lokasi markas Permesta di desa Tounelet kecamatan Langowan. Sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusatnya adalah Johny J. Saerang (putra Bupati KDM Permesta/Komandan Brigade Manguni masa Permesta Laurens Saerang) dan Pdt. S. Lumingkewas, STh. |
6 |
| - |
7 |
| - |
8 |
| - |
9 |
| - |
10 | 1960 | Seorang Perwira AURI, Letnan Udara II Daniel Alexander Maukar (alias Daantje, alias Danny), menembaki kompleks tangki minyak BPM di Tanjung Priok, Istana Merdeka dan Istana Bogor dengan pesawat jet MIG-17 yang hanya dilengkapi kanon 23mm pada siang hari sekitar pukul 11.30. Kemudian ia mendaratkan pesawatnya di daerah persawahan Kadungoro, Leles (Garut, Jawa Barat) - rencana penyelamatan dirinya akan dibantu oleh anggota DI/TII yang bergerilya di daerah itu (DI/TII saat itu telah masuk dalah negara-bagian RPI) - namun segera tertangkap oleh TNI. Maksud Danny Maukar adalah untuk memperingatkan Soekarno yang sudah mulai "main mata" dengan PKI, serta menghendaki agar Pemerintah Pusat mau berunding dengan Permesta di Sulawesi. Rencana ini sebenarnya direncanakan untuk dilakukan pada tanggal 2 Maret 1960 sebagai hari peringatan Proklamasi Permesta, tapi gagal, juga rencana keesokan harinya tanggal 3 Maret, namun gagal lagi. Semua gerakan ini dilakukan oleh seluruh pejuang Permesta Sulut yang berada di Jakarta dengan sandi "Manguni" yang dikomandoi Ventje Sumual bersama² Sam Karundeng dan Danny Maukar. |
11 |
| - |
12 | 1907 | Gustaaf Adolf Maengkom atau Utu’ lahir di Tondano. Ia sempat studi di RHS (Sekolah Hukum) 1929-1933 Batavia, namun tidak tamat karena banyak ribut dengan dosen-dosen Belandanya. Ia turut mendirikan Persatuan Pemuda Maesa (JVM). Ia menjadi anggota Laskar KRIS di Yogya dengan pangkat Mayor TNI. Kemudian disusupkan ke Minahasa lalu mendirikan Pemuda KRIS. Ia pernah dipenjarakan NICA gara-gara menerbitkan koran Gelora Maesa. Walaupun ia bukan sarjana hukum namun pernah menjadi hakim Pengadilan Negeri di Bali dan Makassar 1950-1957. Kemudian menjadi Menteri Kehakiman RI dalam Kabinet Djuanda tanggal 9 April 1957-10 Juli 1959. |
12 | 1907 | Tanggal 12 Maret 1907 diadakan penetapan batas antara Minahasa-Bolaang Mongondow dengan menetapkan daerah kolonisasi Tompaso Baru menjadi milik Minahasa. Daerah kolonisasi Tompaso Baru sejak tahun 1907 tersebut masuk ke dalam Minahasa berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia-Belanda (Staatdblast) No. 30 tanggal 12 September 1907. Kolonisasi ini terletak di antara muara kuala Poigar, gunung Muntoi dan Danau Moat Modoinding. Hingga bulan Maret 1907, daerah ini termasuk daerah Kerajaan Bolaang Mongondow dan dijadikan transmigrasi lokal pada masa itu. Namun, ternyata berdasarkan mitos dan legenda Malesung, Toar-Lumimuut pernah menduduki daerah Wulur Mahatus dan Watu Nietakan di Tompaso Baru sehingga ketika diadakan penetapan batas pada tanggal 12 Maret 1907 daerah ini ditetapkan menjadi milik Minahasa. |
13 | 1919 | Mayjen Hein Victor Worang alias Kembi lahir di Tountalete–Tonsea. Tahun 1949 ia memimpin batalyon sendiri berpangkat Mayor. Bulan Mei 1950 membantu Batalyon 3 Mei. Kemudian Batalyon Worang berangkat ke Ambon untuk menumpas gerakan Republik Maluku Selatan. Ia menjadi Gubenur Sulawesi Utara. Merupakan orang Minahasa pertama yang berpangkat Mayjen dalam TNI. |
14 |
| - |
15 |
| - |
16 |
| - |
17 | 1851 | Penginjil dan pendidik Ds. Nicolaas Graafland datang di pos pekabaran injil Sonder. Di Sonder ia membuka Sekolah Pendidikan Guru bernama Kweekschool voor Onderwijzer. Ia pindah ke Tanawangko pada 1854 akibat wabah penyakit yang menyerang Sonder. Ia bekerja di Tanawangko hingga tahun 1883. Setelah menyelesaikan tugasnya di Sekolah Pendidikan Guru Tanawangko pada tahun 1883, Graafland dipercayakan menjabat sebagai Inspektur Pembantu Pemerintah untuk sekolah-sekolah pribumi di Ambon dan Tondano selama 12 tahun hingga 1895. Domeni Graafland meninggal di Depok-Jawa Barat tahun 1889 dalam usia 71 tahun. |
18 | 1847 | Tanggal 17 Maret 1847 Andreas Bernadoes Kalengkongan sebagai pemilik tanah luas di Manado menjualnya seharga 750 gulden dan menjadi tanah kalakeran Distrik Langowan di Manado. A.B. Kalengkongan menjadi ambtenar sejak 1848, lalu menjabat Hoofd Jaksa atau Kepala Jaksa Manado tahun 1891, Kepala Walak Likupang dan di tahun 1896 menjadi Ketua Komisi Adat Kebiasaan Minahasa. |
19 |
| - |
20 | 1968 | Danny A. Maukar, yang menembaki Istana Presiden di Jakarta tanggal 9 Maret 1960, resmi dilepaskan dari hukuman mati atas permintaan grasi dari KSAU Oemar Dhani dan pengacaranya Hadeli Hasibuan kepada Presiden Soekarno serta kemudian kepada Presiden Soeharto |
21 |
| - |
22 | 1959 | Tanggal 21 Maret 1959 sebuah universitas Sulawesi Utara dan Tengah telah dibuka di Manado (IKIP Manado) dengan dukungan Kodam XIII/Merdeka, dan diperkirakan banyak tentara muda Permesta akan diterima sebagai mahasiswa di perguruan itu. |
23 |
| - |
24 | 1960 | Salah satu penasehat politik Waperdam PRRI Kolonel Joop Warouw selaku Kepala Pemerintahan Sipil PRRI di Sulawesi, Prof.Mr. GMA Inkiriwang yang adalah Ketua Parlemen PRRI dan Menteri Kehakiman, ditahan Batalyon 3/Brigade 999 pimpinan Mayor Hans Karua. Sejumlah Menteri Kabinet PRRI/Permesta juga telah ditangkap (Ir. Herling Laoh/mantan menteri Pekerjaan Umum RI, Wilhem Pesik, Otto Rondonuwu, dll - walau akhirnya dibebaskan kembali). |
25 |
| - |
26 | 1878 | Mayoor Alexander Hendrik Daniel Supit lahir. Ia menikah dengan Wulankajes Rachel Ratulangie, yaitu kakak tertua dari Dr. Sam Ratulangi. Kemudian A.H.D. Supit menjadi anggota Minahasaraad yang selalu dipilih dari distrik pemilihan Tondano-Touliang dan Toulour serta Distrik Tonsea sejak tahun 1919 hingga Jepang menjajah tahun 1942. |
27 |
| - |
27 | 1960 | Sebuah gerakan yang dilakukan oleh beberapa anggota Pusat Kaveleri (a.l. Letnan Togas) di Bandung diadakan hari ini dengan bermaksud untuk memaksa Pemerintah Pusat agar mengadakan perundingan dengan pihak Permesta di Sulawesi. |
28 | 2002 | Tanggal 27 Maret 2002 bertempat di Kasuang Tomohon, Deklarasi Kasuang ditandatangani oleh sedikitnya 9 organisasi bernuansa Permesta untuk kebulatan tekad untuk mempersatukan organisasi² bernuansa Permesta menjadi satu wadah dalam Forum Komunikasi Permesta. Organisasi tersebut antara lain adalah Ikaselanpe Sulut, Korps Pembangunan Permesta Sulut/KPPS, Yayasan Permesta Manguni, Front Pembangunan Semesta Manguni, Generasi Muda Permesta, Laskar Rakyat Republik Indonesia Sulut/LRRI Sulut, Generasi Penerus Perjuangan (GPP) Permesta. Sebagai Ketuanya adalah Anthon Tenges, dan Sekretaris adalah Pdt. Renata Ticonuwu, S.Th. |
29 |
| - |
30 |
| - |
31 |
| - |