Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Jumat, 07 November 2008

SURAT GUBERNUR MALUKU PADA XAVERIUS DOTULONG TENTANG KEPEMILIKAN PULAU LEMBEH TAHUN 1770

SURAT GUBERNUR MALUKU PADA XAVERIUS DOTULONG TENTANG KEPEMILIKAN PULAU LEMBEH TAHUN 1770

Surat Gubernur VOC di Maluku G.R. de Cock kepada Ukung Xaverius Dotulong tanggal 11 Mei 1750:

Capada jang terhormat
Awleh Sahabatkuw Jang baijk
Saverrius Dotulun
Hukum Jang memeng Parentah atas Kema tersebut dengan salamat disana.

Sahabat jang baijk,
Bahwa dengan sahurufkuw ini djadij dehabarkan bagi sahabat bertanja djikalaw bagimana Kema dengan awrang Toemuhun.
Akan badame atawa tida sebab sudah beginij lama beijta tijada dengar deri Hukum tutur kombali pada beita. Sebab itu waktu Hukum datang di Manado sudah mengaku di atas Loedji Companija, dihadapan beijta dan Hukum-hukum Sarani dan Alifuru. Maka Hukum sudah bersuka sertha menarima kaijn dari Companija. Punja kasseh bagimana jstijadat deri dihulu fetor-fetor bergantij-gantij di tanah Manado, ampunja buwat baijk pada negrij2 sabla jang ada baprang, tetapi bagimana sakarang beijta dengar katanja itu kaijn tijada sampeh, sebab itu beijta herang sekali pada djouw Hukum di muka beijta ada mengakuw dengan segala baijk, di balakan ada putar kata-kata o ijn beijta tijada suka jtu sakali-sakali. Sebab jtulah baijk jtu kaijn sampeh atawa tijada sampe Hukum sudah trima sebab itu beijta minta begitu banjak beijarlah Hukum [.....rusak/tdk terbaca........] sudah djadij agar Kema dengan Tomuhun badame dengan segerah2 supaja kami Companija akan suka2 pada mendengar.
Jang kaduwa dari benten di lidji Kema buwat dengan lekas gantij baharoe begimana sudah mengaku Kunter, djangan tidak, karena waktu jnipun datang di Manado beijta djadij lupa tijada bilang pada Hukum.
Jang katiga dijkalaw dapat awrang bantik Lanjur batu putij tangkap ikat bawa pada comnant dan boleh kirim ke Manado karena barangkali di awrang ada mauw mantjuri saron burun, deri situ beijta boeleh kasseh hukuman padanja. Karena jtu tanda awrang djahat.
Lagij dijkalaw sudah ada saron burun beijar Hukum suroh antar kamari dalam jini bulang. Serta tabea banjak derij kamij berduwa jstrij datang pada sahabat baduwa jstij.

ttd
G.R. de Clock
Ternate, 11 hari deri Meij tahon 1750.

Surat Ukung Xaverius Dotulong kepada Gubernur Munnik tanggal 3 Februari 1770:

Capada Touwan Bangsawan
Jang Molija Hermanus Munnik
Gouwarnadoor dan Direktor
Serta Raad derij Molluco.

Bahwa karindahan hatij kahadapang Padooka Touwan kita amponja hormat (dengan pengharapan kiranja boleh diterima baijk) beijta dengan senang hatij menjatakan, jang bahuwa poeloe Lembeh souda deri doeloe beijta ampoenja dotoe, waktoe marika maseh tinggal di goenoeng Negerij Tonsea, sebagi tempatnja souda amponja, laloe beijta ampoenja tete Wenas Lumanaw sarakan sama beijta ampoenja bapak hk Runtukahu Lumanaw jang tidak ada sourat pergij sebagaij panompang derij Kompeni disoeroe ke Molucco dengan membawa kiriman sarong boeroeng serta madjokan permintaan derij hal barang penting sekalij, jang mesti diketahoei.
Pertama kiranja Kompeni senang hatij jang roemah2 di pante Kema djadi tempat tinggal dibouwat sedjak tete-mojang datang, sopaja dapat dekat pada amponja Lembeh dan djaga.
Kadowa jang djika disokaij beberapa Sarani pada senang cibantoe saorang mister sakola pada marika, sabagi sawaktoe doeloe, pada waktoe Touwan Gouwarnadoor Cloeck souda satoedjoelah. Maka bapa beita telah mendoedoekij poeloe Lembeh, sampe ia matij. Dan sakarang beita poenja kedoedoekan Hukom Touwa, bagitoe djoega pada anak2 koe, tergantoeng capada tete dan beita boleh mandoedoekij poeloe Lembeh, sahingga saorang lain pon tiada boleh mengambil apa2 derij sana hatsil ataw sarong boeroeng.
Tjoema itolah mintaan beita capada padoka Touwan Jang Moelija, sambil manoenggoe kiranja mintaan beita disatoedjoei, dan mandapat sourat pambalasan beita.
Ahirnja beita pada toetoep soerat ini, harapan Padoka Touwan bangsawan Moelija, oemoer pandjang dan salamat adanja.

Capada Padoka Touwan Bangsawang Jang Moelija.
Beita jang mendjadij Saloeroeh sahaja jang rendah,
ttd
(Xaverius Dotulong)

Tonsea
dalam negerij Kema
pada 3 harij bulang Februarij tahon 1770

Surat pemberian hak kuasa atas pulau Lembeh dari Gubernur Munnik kepada Ukung Xaverius Dotulong tanggal 17 April 1770:

Z e g e l
f 1.50
Aangezien den Hoekoem te Kema XAVERIUS DOTULONG aan ons heeft vertoond, dat zijne voorouderen weleer het Eiland Lembeh in bezit gehad hebben en met de verplaatsing hunner henerij uit de bovenlanden of eigenlijk van Tonsea aan het strand te Kema en ten tijde van de E. Agtbaare Heer Gouverneur CLOEK zijn vader de bezitting van dat eiland war geaccordeert gewoorden, echter tegenwoordig een ieder dat reght verleende de vogelnestjes willekeurig vandaar afhaalden, weshalve hij om een nader bewijs in Cas Subject voor hunne en zijne nalating van deze regering verzoekt dit en nademaal, wij geen reeden vinden waarom wij zulks zouden weigeren, zoo wordt aan voornoemde Hoekoem Dotulong en zijne nakomelingen in het ambt van Hoekoem van Kema, bij dezen ten andermaal vergund het regt alleen om van gemelde eiland Lembeh de aldaar vallende producten te mogen afhaalen, terwijl een ieder op poene van als overtreeder van deze previleege gestraft te zullen worden geinterdiceerd eenige vrugten of vogelnesjes van het eiland Lembeh zonder voor kennisse van gemelde Hoekoem van Kema te mogen afhalen.
Doch alles op geerde approbatie van Hooge Indische Regeering.
Aldus gedaan en verleend te Ternate in’t Casteel Oranje den 17e April 1770.

De Gouverneur der Molukken,
(w.g) (HERMANUS MUNNIK)
Voor eensluidend afschrift,
(w.g.) (O.J. PELENGKAHU)
voor copy a copy
(w.g.) (O.J. PELENGKAHU)
Voor afschrift uitgegeven aan en ten verzoeke van J.H. Worotikan en F.H. Dotulong.
De Griffier van het Residentie Gerecht te Menado
(w.g.) (A.F. RIAANTH).

(“... Oleh karena Ukung di Kema, Xaverius Dotulong telah menyatakan kepada kami, bahwa pulau Lembeh telah menjadi milik mereka sejak dahulu sebelum orang lain mengincarnya dan dengan pemindahan ibu negeri Walak Tonsea dari dataran tinggi (atau Tonsea-Ure) ke pantai di Kema, dan pada masa Gubernur Cloek telah mengesahkan pemilikan pulau itu pada bapanya, tetapi sekarang masing-masing orang memberikan hak, pada kesempatan pengambilan sarang burung dengan izin, oleh sebab apa yang ia minta dalam Cas Subject [dasar bukti] dari pemerintah buat mereka dan ahli warisnya, dan karena kami tidak mempunyai sebab, mengapa terhadap hal itu kami tidak dapat menolak, maka dengan demikian kepada Ukung Dotulong tersebut dan keturunannya yang memegang jabatan Ukung dari Kema, dengan ini kami sekali lagi mengizinkan hak buat sendiri mengambil hasil-hasil yang terdapat di pulau Lembeh tersebut, sedang setiap pengambilan oleh orang lain dianggap sebagai pelanggar hak [previlege] ini akan dihukum dan dilarang mengambil buah-buahan dan burung, sarang burung dari pulau Lembeh dengan tidak ketahuan dari Ukung Kema.
Tetapi seluruhnya pun atas izin yang teratur dari Pemerintah Tinggi Hindia.

Demikian telah dibuat dan diberikan di Ternate dalam Benteng Oranye pada 17 April 1770.

Gubernur Maluku,
ttd
Hermanus Munnik.”)


===================================================================
"Tabea Waya!
Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan, kisah dan kedudukan kaumnya di sepanjang masa!
Minahasa adalah bangsa yang basar!
Karena itu hargai akang torang pe Dotu-dotu deng samua yang dorang kase tinggal for torang!
Pakatuan wo pakalawiren!
Sa esa cita sumerar cita, sa cita sumerar esa cita! Kalu torang bersatu torang musti bapencar, walalu torang bapencar torang tetap satu!
I Yayat U Santi!"
===================================================================


Tidak ada komentar:

Posting Komentar