Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Senin, 26 April 2010

Galeri Foto Minahasa: Masa Pendudukan Jepang 1942

Foto-foto Pendaratan Balatentara Jepang di Manado 11 Januari 1942:
Kiri: Pasukan terjun payung, pendaratan di Manado, pendudukan pusat Tomohon (tentara Jepang menurunkan logistik di depan gereja Sion),
Kanan: Pertemuan tentara Jepang dengan Hukum Besar/Kedua se Minahasa Tengah/Selatan di Langowan tgl 12 Januari 1942, Balatentara Jepang mendirikan monumen di depan Gereja Sion Tomohon & foto bersama saat peresmiannya, Huku-gunco Tomohon R.C.L. Lasut berfoto dengan para perwira Jepang di Tomohon.


NB: Klik pada gambar/foto utk mendapatkan ukuran yang agak besar.

1 komentar: