Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Jumat, 23 April 2010

Galeri Foto Minahasa: UMUM...





















7 Januari 2008: Waruga Opo Mamarimbing.

7 Januari 2008: Waruga Opo Mamarimbing.

7 Januari 2008: Waruga Opo Mamarimbing.

7 Januari 2008: Waruga Opo Mamarimbing.

7 Januari 2008: Waruga Opo Sela (Pieter Liow) di Talikuran, Kawangkoan.

7 Januari 2008: Kubur Luitenant Thomas Poluakan di Talikuran, Kawangkoan. Th. poluakan ikut dlm penumpasan Perang Jawa 1825-1830. Menangkap Pangeran Diponegoro Maret 1830.

7 Januari 2008: Waruga Opo Waranei di Talikuran, Kawangkoan.

22 Januari 2008: Waruga Opo Waranei di Talikuran, Kawangkoan.

23 Januari 2008: Waruga Opo Laasar/Pangemanan di Mawale- Talikuran, Kawangkoan.

23 Januari 2008: Waruga Opo Laasar Tumbelaka di Mawale- Talikuran, Kawangkoan.

31 Mei 2008: Watu Susupuan di Leleko Remboken. konon di situlah pusat bumi Minahasa. Bila terjadi gempa bumi, maka di sini tidak akan terasa gempanya.

29 Sept 2008: waruga Kepala Walak Tompaso abad XVIII, LOLOMBULAN dan istrinya SINONSAYANG di Mawale Tompaso - Kanonang.

29 Sept 2008: waruga Kepala Walak Tompaso abad XVIII-XIX, Sondakh di Tonsewer Tompaso.

Waruga nenek Rintjambene (istri Opo Mamarimbing) di Kawangkoan, 20 Maret 2009.

Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Dataran danau Tondano dari Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.



Gunung Lokon dan Empung dipantau dari Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Gunung Lokon dan Empung dipantau dari Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Gunung Klabat yang dipantau dari Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Gunung Klabat yang dipantau dari Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Gunung Klabat yang dipantau dari Gunung Mahawu, 31 Maret 2009.

Waruga Roring (paling besar) di sebelah utara Kantor Kepala Desa Kakaskasen I, Tomohon. 6 April 2009.

Waruga Roring (paling besar) di sebelah utara Kantor Kepala Desa Kakaskasen I, Tomohon. 6 April 2009.

Lontang Toar di kompleks Watu Pahsuwengan, Bukit Inspirasi. 11 April 2009.

Watu Pahsuwengan di kompleks Watu Pahsuwengan, Bukit Inspirasi. 11 April 2009.

Lontang Toar di kompleks Watu Pahsuwengan, Bukit Inspirasi. 11 April 2009.

Tugu Wilhelm Walewangko di Tincep. Ia terlibat dalam penumpasan Perang Jawa 1825-12830.

Diskusi Mawale Movement di ex Steleng Mawale, Matani III Tomohon. 9 Juli 2009.

Diskusi Mawale Movement di ex Steleng Mawale, Matani III Tomohon. 9 Juli 2009.

Rob Warouw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar