Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Jumat, 09 Januari 2009

DAFTAR Para Kumarua, Hukum Kedua & Camat TOMOHON

Para Kumarua, Hukum Kedua dan Camat Tomohon (beserta tahun memegang perentah) adalah sebagai berikut:
1 Mangangantung 1824-1835
2 Rondonuwu (Roland Ngantung) 1835-1853
3 Lukas Werwer Wenas 1853-1862
4 Nicolaas Wahani 1862
5 Herman Alexander Wenas 1867 (1870)
6 Petrus Wenas ...-...
7 Daniel Supit ...-...
8 Alexander Wenas ...-...
9 Lodewijk Wenas ...-...
10 Hermanus Lumanau 1907-1913
11 P.A. (?) Ratulangie 1913-1917
12 Ernst Pelenkahu 1917-1925
13 Alex A. Wakary 1925-1930
14 Oscar Momuat 1930-1931
15 Herman Jacob Wenas Januari 1931 – Januari 1933
16 E.R.S. Warouw (De’) 1933-1941
17 Rycloff Constantein L. Lasut (Notji) 1941-1943
18 Jelles Sumayku 1943-1944
19 Albert Robert Warouw 1944-1945
20 Emil Pelenkahu 1945-1947
21 Arnold C. Mantiri 1947-1949
22 Harry Frederik Lumanauw 1949-1950
23 B.J. Waworuntu (Tani’) 1950-1951
24 Semuel George Alexander Roeroe 1951-1953
25 Derek Hendrik Waworuntu 1953-1957
26 Apolos Johan Somba 1957-1958
27 Johanis Herman Tular (Nani’) 1958-1962
28 John L. Supit 1962-1962
29 Hendrik L. Rumagit 1962-1963
30 Jan Piet Hein Lowing, BA (Drs.) 1963-1967
31 Drs. F. Lodewijk Langitan 1967-1969
32 Alex Lengkong, BA 1969-1971
33 Jahya Markus Taroreh 1971-1974
34 Drs. Frederik Hendrik Roeroe 1974-1974
35 Ari S. Ruru, BA 1974-1974
36 Petrus Salomon Kaunang, BA 1978-1985
37 Richard Jeheskiel Assa 16 Oktober 1985 – Juni 1986
38 Frederik H. Roeroe 1986 (penjabat)
39 Hendrik Wellem Sondakh, BA 1986 – 14 September 1989
40 Drs. Fransiscus Xaverius Mawuntu 14 September 1989 – 1991
41 Drs. Ferry H. Tampi 1991 – 28 Februari 1994
42 Drs. Gerson Mamuaja 28 Feb 1994 – 22 Maret 1996
43 Drs. Jimmy Noldy Tampi 22 Maret 1996 – 6 Oktober 1998
44 Drs. Max J. Lengkong 6 Oktober 1998 – Maret 1999
45 Drs. Hesky F.S. Maleke Maret 1999 – 2000
46 Drs. Wendy R. Karwur 2000 – 5 November 2001



===================================================================
"Tabea Waya!
Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan, kisah dan kedudukan kaumnya di sepanjang masa!
Minahasa adalah bangsa yang basar!
Karena itu hargai akang torang pe Dotu-dotu deng samua yang dorang kase tinggal for torang!
Pakatuan wo pakalawiren!
Sa esa cita sumerar cita, sa cita sumerar esa cita! Kalu torang bersatu torang musti bapencar, biar lei torang bapencar torang tetap satu!
I Yayat U Santi!"
===================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar