Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Senin, 06 April 2009

Bulan April dalam Sejarah Minahasa

Bulan April dalam Sejarah Minahasa


Tgl

Tahun

Peristiwa

1


-

2

1961

Pertemuan pendahuluan di desa Lopana/Tumpaan dalam rangka persiapan upacara perdamaian Permesta dan Tentara Pusat, dimana Permesta diwakili oleh Panglima Besar Permesta Mayjen Permesta Alex Kawilarang serta Pemerintah Pusat diwakili oleh Deputi I KSAD Brigjen TNI Ahmad Yani.

3


-

4

1961

Upacara Perdamaian Permesta dan Pemerintah Pusat. Penyelesaian masalah Pergolakan Permesta di Malenos Baru di Amurang yang saat itu masih berupa hutan jati Amurang, yaitu Upacara Penandatangan Kembalinya Pasukan Permesta kepada Ibu Pertiwi. Pembacaan pernyataan dibacakan oleh Drs. Andri Sampow. Pihak TNI diwakili Panglima Kodam XIII/Merdeka Kolonel Soenandar Priosudarmo. Kolonel Soenandar Priosudarmo didampingi Kepala Kepolisian Sulutteng Drs. Moerhadi Danuwilogo, komandan Resimen Tim Pertempuran Letkol Sampurno, serta beberapa perwira lain dari Kodam XIII. Selain Komandan KDM-SUT, Kolonel Permesta D.J. (Yus) Somba, Permesta juga diwakili oleh Deputi III Panglima Besar Permesta, Kolonel Permesta Lendy R. Tumbelaka, Kolonel Permesta Wim Tenges, dan Sekjen Dephan Permesta Letkol tituler Permesta A.C.J.(Abe) Mantiri. Upacara ditutup dengan berbarisnya satu kompi Permesta pimpinan Kapten Lengkong Worang dari Sekolah Pendidikan Angkatan Darat (SPAD) Permesta, yang meski ada diantara mereka yang tidak bersepatu, persenjataannya lengkap. Dengan demikian terhitung mulai hari ini, Permesta sudah dinyatakan berakhir, dan telah berdamai dengan pusat tanpa ada yang kalah, maupun menang. Penting untuk dicatat, bahwa Yus Somba menandatangani dokumen² ini sebagai Komandan KDM-SUT, meski secara resmi sudah dibubarkan pada 23 Agustus 1958; hal ini berarti ia dan pasukan Permesta yang menyerahkan diri itu diakui sebagai bekas anggota TNI.

5

1960

Kepala Pemerintahah Sipil Permesta dan Wakil Perdana Menteri PRRI KOlonel Joop Warouw ditangkap dan ditahan oleh Batalyon 7/Brigade 999 pimpinan Kapten Robby Parengkuan. Dalam peristiwa itu, kedua lutut Joop Warouw ditembak. Kemudian lututnya tersebut dibiarkan membusuk. Menurut saksi mata, rombongan Joop Warouw seusai mengadakan pertemuan puncak di Tompaso Baru, rombongan itu dibagi dua oleh pasukan 999 (Triple Nine). Yang pertama disuruh menempuh suatu arah tertentu, yang ternyata menuju lokasi posko KSAD sedangkan rombongan yang kedua, yaitu rombongan Joop Warouw disuruh menuju ke daerah Brigade 999 di sekitar sungai Ranoyapo. Di suatu tempat, Joop Warouw dipisahkan dari rombongan terakhir ini, lalu dia ditembak lututnya. Sedangkan rombongan yang ditinggalkannya langsung diberondong dengan tembakan² sehingga semuanya tewas, termasuk diantaranya sekretaris Waperdam Joop Warouw, yaitu Nona Dolly Ompi dan Bupati Gorontalo Sam Bia, Danny Lumi, beberapa kerabat Joop Warouw, 3 orang penghubung, serta 3 orang mantri. Namun, seorang pengawal Joop Warouw berhasil melarikan diri, karena pada saat itu tubuhnya ditindih oleh mayat rekannya yang lain dan berpura² mati. Kemudian katanya orang tersebut menjadi saksi hidup atas peristiwa yang menimpa Joop Warouw.

6


-

7


-

8


-

9


-

10

1975

Kota Bitung statusnya meningkat menjadi Kota Administratif Bitung melalui PP No. 4/Tahun 1975, dan terpisah dari Kabupaten Minahasa, dengan pemekaran wilayah ex Kecamatan Bitung menjadi tiga yaitu Kecamatan Bitung Utara, Bitung Tengah, dan Bitung Selatan. Sebagai walikota pertamanya adalah W.A. Worang sampai dengan tanggal 7 Mei 1979 dan digantikan oleh Drs Karel Lasut Senduk. Sebagai Sekretaris Kota yang pertama adalah Drs. F.H. Roeroe hingga tanggal 5 Juli 1976.

11

1961

Gencatan senjata (cease-fire) antara pasukan Permesta dan Tentara Pusat dilakukan hari ini dalam rangka persiapan upacara defile penyambutan kembalinya Permesta ke pangkuan Ibu Pertiwi.

12

1958

Tiga pesawat pertama yang diperbantukan dalam pertahanan udara PRRI berupa pesawat B-26 Bomber diberangkatkan dari US Clarck Airfield di Filipina. Pesawat-pesawat ini akan memperkuat Angkatan Udara Revolusioner (AUREV) PRRI/Permesta di Manado dan akan beroperasi selama Pergolakan Permesta di tahun 1958.

13


-

14

1961

Upacara defile "Penyelesaian" penyambutan kembalinya Permesta ke pangkuan Ibu Pertiwi secara resmi diadakan di Susupuan WOLOAN, yaitu perbatasan kota Tomohon dengan Desa Woloan. Sekitar 30.000 tentara Permesta di Sulawesi Utara saat itu keluar dari hutan² setelah diadakan perundingan damai antara Permesta-Pemerintah Pusat. Dalam upacara tersebut, disiapkan pasukan Permesta dan TNI masing² berkekuatan satu brigade, berparade di lapangan upacara Woloan. Hadir dalam parade tersebut, utusan pusat Wakil Menteri Pertahanan Mayjen TNI-AD Hidayat, Brigjen TNI Ahmad Yani, Panglima Kodam XIII/Merdeka Kolonel TNI Soenandar Priosoedarmo beserta staf, dan petinggi Permesta, yaitu; Panglima Besar Permesta Mayjen Revolusioner Alex E. Kawilarang, Kepala Staf Angkatan Perang Permesta Kolonel Revolusioner Dolf Runturambi, Kepala Staf Angkatan Udara Revolusioner (AUREV) Kolonel AUREV Petit Muharto Kartodirdjo, Panglima KDM-SUT Kolonel Permesta D.J. Somba, Komandan WK-III Kolonel Revolusioner Wim Tenges, Staf Markas Komando Permesta, a.l. Kolonel Revolusioner Lendy R. Tumbelaka, Letkol tituler Revolusioner A.C.J. Mantiri (sebagai Sekjen Dephan Permesta), staf komando Angkatan Perang Permesta lainnya, atase² militer negara asing antara lain Kolonel George Benson dari Kedubes Amerika Serikat, Gubernur Sulutteng A.A. Baramuli, Wagub Sulut F.J. (Broer) Tumbelaka, dan stafnya, anggota pemerintahan setempat, serta masyarakat. Parade diadakan dua kali, yaitu untuk Wakil Menteri Pertahanan RI Mayjen TNI Hidayat dan kedua kalinya untuk Panglima Besar Permesta Mayjen Revolusioner Alex E. Kawilarang. Dalam upacara ini juga Wakasad TNI Mayjen TNI Hidayat menerima Mayjen Revolusioner Alex E. Kawilarang sebagai seorang teman lamanya. Selain itu beberapa perwira seperti Pangdam XII/Merdeka Kolonel TNI Soenandar dengan Kastaf Angkatan Perang Permesta, Kolonel Permesta Dolf Runturambi, yang adalah sekelas di SSKAD tahun 1954/1955. Menurut keterangan Jenderal A.H. Nasution, dalam perang melawan tentara Permesta banyak korban yang jatuh dari pihak TNI. Dikatakan, rata² tiap hari jatuh 5 orang korban di pihak TNI. Berdasarkan keterangan ini dapat diperkirakan jumlah kerugian nyawa yang diderita Tentara Pusat sejak Februari 1958 sampai Maret 1961adalah 5.500 orang. Sebagai hasil penyelesaian dengan Alex E. Kawilarang dan D.J. Somba, diperkirakan pasukan Permesta yang terdiri dari 27.055 orang, 25.176 diantaranya anggota militer serta 8.000 diantaranya bersenjata, mengakhiri pemberontakan mereka. Dari jumlah ini, diperkirakan 5.000 orang adalah bekas anggota TNI.

15

1999

Tanggal 15 April 1999 Kolonel TNI Purn. Alex Kawilarang (mantan Panglima Besar Tentara Permesta) dianugerahi Topi Baret Merah dan Pisau Komando sebagai Warga Kehormatan Kopassus, dalam rangka HUT Kopassus ke-47 di Markas Komando Kopassus di Cijantung Jakarta Timur, setelah 47 tahun sejak ia mendirikan Kopassus. Tahun 1952 Kol. Alex Kawilarang merupakan pendiri Kopassus TNI dengan mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko Terr-III) saat ia menjadi Panglima Komando TT-III/Siliwangi. Kemudian Kesko tersebut diambil alih oleh Mabes AD (MBAD) kemudian menjadi KKAD, RPKAD, Palu RPKAD, Kopassandha, dan terakhir menjadi Kopassus sekarang ini.

16


-

17

1770

Pulau Lembeh resmi menjadi milik dari Walak Tonsea dan dipegang oleh Ukung Kema Xaverius Dotulong berdasarkan surat Gubernur Maluku Hermanus Munnik tertanggal 17 April. Penjagaan terhadap pulau penghasil sarang burung ini telah diserahkan sepenuhnya kepada Xaverius Dotulong sejak tahun 1760.

17

1951

Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14 Tahun 1951.

18


-

19


-

20

1783

Para Ukung Tua di daerah Walak Tondano, Walak Remboken dan Walak Kakas mengajukan surat permohonan kepada Residen Manado Johannis Both agar dibaptis masuk Kristen.

21


-

22


-

23


-

24


-

25


-

26


-

27


-

28

1677

Sultan Ternate Mandarsyah dalam perjalanan pulang dari Makassar singgah di Manado dan memanggil raja kerajaan taklukkannya, yaitu Raja Loloda Mokoagouw sebagai Raja Manado dan Raja Bolaang Mongondow yang menetap di Amurang untuk menghadapnya. Sultan Mandarsyah tinggal 8 hari di rumah Kockum Sippman.

29

1960

Sidang terakhir Mahkamah Militer AURI terhadap terdakwa Allan Lawrence Pope, bekas pilot pesawat B-26 AUREV milik Permesta yang jatuh tanggal 18 Mei 1958. Sidang pada hari ini memutuskan bahwa bersangkutan dijatuhi hukuman mati.

30


-



Koleksi www.bode-talumewo.blogspot.com

===================================================================
"Tabea Waya!
Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan, kisah dan kedudukan kaumnya di sepanjang masa!
Minahasa adalah bangsa yang basar!
Karena itu hargai akang torang pe Dotu-dotu deng samua yang dorang kase tinggal for torang!
Pakatuan wo pakalawiren!
Sa esa cita sumerar cita, sa cita sumerar esa cita! Kalu torang bersatu torang musti bapencar, biar lei torang bapencar torang tetap satu!
I Yayat U Santi!"
===================================================================

1 komentar:

  1. opa saya adalah max warouw, keponakan langsung bung joop, yang juga berjuang bersama ketika permesta. kata mama saya, opa pernah cerita tentang kejadian pembunuhan bung joop, karena dia salah satu orang yang ada di rombongan itu. opa saya mengambil jalan berbeda ketika rombongan terpecah. kata opa ada penghianat di tubuh permesta saat itu, tapi beliau tidak mau memberitahu siapa orang itu kepada kami.

    BalasHapus