Sekalipun kini terdapat bacaan yang luas tentang Minahasa, mengenai tanah
yang aneh ini, belum juga terucap kata-kata terakhir dan pernyataan yang paling tepat.
Atas dasar ini saya menganggapnya tidak berlebihan, untuk menerbitkan
catatan-catatan penting berikut ini yang diserahkan kepadaku beberapa tahun lalu oleh
kenalan-kenalan lama di Manado, dalam bentuk lembar-lembar lepas yang sebagian
sudah rapuh.
Catatan-catatan ini, yang rupanya dibuat sepanjang tahun 1825, mungkin
berasal dari Residen Manado Wenzel, pejabat pengganti waktu itu, yang bersama
pendahulunya, Asisten Residen Roos, serta penggantinya, Residen Pietermaat,
menyumbang banyak sekali pada kemajuan rakyat Minahasa yang tertindas ketika itu.
Fakta-fakta dalam lembaran-lembaran ini yang pantas diuji kebenarannya; yang
seluruhnya ditulis sejujurnya, tanpa tendensi, tanpa prasangka, mengandung arti yang
tak ternilai untuk suatu perbandingan antara keadaan dulu dan sekarang. Kecuali
nama-nama para balak, gunung-gunung dsb, dengan beberapa kata Alifuru yang tidak
diperbaiki sesuai ucapan asli yang lazim, - catatan-catatan ini telah saya biarkan
seadanya tanpa perubahan. Beberapa penjelasan yang kuanggap penting dan perlu
diperbaiki, telah ditempatkan pada akhir tulisan ini.
___________
Bondgenoodschap Manado terdiri dari tujuh distrik, yaitu Manado,
Tanahwangko, Amurang, Belang, Tunsun ....... Distrik-distrik ini dibagi lagi ke dalam
bagian-bagian yang disebut balak. 1)
..................
(Belum ada ijin dari penerjemah..., hik...hik...hik...)
"Tabea Waya!
Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan, kisah dan kedudukan kaumnya di sepanjang masa!
Minahasa adalah bangsa yang basar!
Karena itu hargai akang torang pe Dotu-dotu deng samua yang dorang kase tinggal for torang!
Pakatuan wo pakalawiren!
Sa esa cita sumerar cita, sa cita sumerar esa cita! Kalu torang bersatu torang musti bapencar, biar lei torang bapencar torang tetap satu!
I Yayat U Santi!"
===================================================================
perkembangan minahasa tidak luput dari kedatangan pejuang jawa yg di ungsikan di tondano, para pengikut pangeran dipunogoro dan kiay modjo...banyak hal yg berkembang salah satunya pertanian....
BalasHapus