Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
.......
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
.....
Sekarang saya datang pada suatu pertanyaan: ”Apa yang harus kita lakukan bila kita menghendaki adanya perubahan?” Untuk menjawabnya, saya akan memberikan beberapa keterangan tentang bangsa dan negara Minahasa. Saya juga harus dapat memperhatikan bahwa kita tidak boleh menaruh persyaratan dan harapan yang terlalu tinggi.
.....
Akhirnya, rangkuman dari kesimpulan saya adalah :
1. Orang Minahasa sebaiknya diberikan pendidikan yang baik (bermutu) dan solid (berbobot). Hilangkanlah batasan-batasan bahasa dan etnik, karena batasan-batasan itu hanya timbul oleh karena ada kelompok-kelompok yang bertikai.
2. Orang Minahasa diberikan tugas dalam mengusahakan peradaban Sulawesi di bawah pengawasan dan kepemimpinan intelek .... [disensor].
(Dari: "Het Minahassisch Ideaal / Cita-cita Minahasa" oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘sGravenhage, Nederland - 28 Maart 1914. Terjemahan dlm bahasa Indonesia oleh sdr. Alva Supit dari Tondano, sedangkan beberapa catatan kaki tlh ditambahkan oleh Prof. W.J. Waworoentoe.)
==================================
PESAN PARA BAPAK BANGSA MINAHASA:
Pesan Dr. Sam Ratulangi:
"Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya;
Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa."
Pesan Ds. A.Z.R. Wenas (Ketua Sinode GMIM 1942-1967):
"Tanah dan Bangsa Minahasa adalah ciptaan dan anugerah Tuhan. Gereja Tuhan di Tanah Minahasa harus menjalankan misinya lepas dari pengaruh kuasa negara, sambil melaksanakan kesaksian kenabiannya melalui perbuatan yang nyata dengan mencerdaskan manusia, menolong orang yang sakit dan mengangkat derajat kesejahteraan Bangsa Minahasa."
"Tabea Waya!
Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan, kisah dan kedudukan kaumnya di sepanjang masa!
Minahasa adalah bangsa yang basar!
Karena itu hargai akang torang pe Dotu-dotu deng samua yang dorang kase tinggal for torang!
Pakatuan wo pakalawiren!
Sa esa cita sumerar cita, sa cita sumerar esa cita! Kalu torang bersatu torang musti bapencar, biar lei torang bapencar torang tetap satu!
I Yayat U Santi!"
===================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar